Satu cerita dari kotak ingatan masa
mahasiswa, milik soulmateku. Lagi. Dia memang jagonya bagi-bagi cerita karena
memang dia lebih banyak berkegiatan. Aku, sedikit lebih pendiam. Tapi banyak
bermain di pikiran dan perasaan…hehe…apaan sih..!
Suatu ketika sepulang kuliah, malem nih,
entah gimana ceritanya, soulmate mesti jalan ngelewatin jembatan penyeberangan
di daerah Grogol. Tau sendiri Jakarta, daerah dengan penduduk paling heterogen
dan potensi kerawanan paling tinggi karena keheterogenan tersebut.
Saat berjalan menuju jembatan
penyeberangan itu, yang tak mungkin terelakkan dan harus dilewati, dia sudah
mulai celingukan kanan kiri, karena suasana temaram dan cukup sepi di
sekitarnya. Bukan sereum sama hantu, tapi rawan orang jahat, yang suka
tiba-tiba nyamber harta benda apa aja yang menurut perhitungan dia berharga.
Tangga dinaiki satu per satu. Hati makin
ga menentu. Mata tetap berusaha waspada memperhatikan keadaan sekitar.
Sesampai di atas, dan merasa ada yang
mengikuti….soulmate spontan menoleh ke belakang. Memang ada seseorang berjalan
di belakangnya…dan sedang menatap ke arahnya, juga dengan tatapan yang tegang,
serius. Deg….. Hati soulmate making a enak. Lalu dia menengok ke arah ujung
jembatan di bawah, ada orang lain yang menunggu.
Keadaan bener-bener gawat, pikir soulmate.
Harus menghadapi satu orang jahat aja sudah pasti ribet. Ini, mesti ngadepin
dua. Buset dah…mimpi apa ya semalem sampe apes gini…hehe.. Pikir punya pikir,
soulmate akhirnya memutuskan untuk berlari, di antara ketakutan yang
dirasakannya. Bruk…bruk….bruk…. Dia mulai berlari.
Tanpa disangka, orang yang mengikuti di
belakangnya, ternyata juga spontan ikut berlari mengikuti aksi soulmate. Wah…! Jadi
bener nih orang jahat juga yang ngikutin gue, begitu mungkin pikir soulmate
saat itu. Dan dia menimbang-nimbang untuk mengambil langkah lain. Dia
berinisiatif membalikkan badannya tiba-tiba, untuk menghadapi orang yang
mengikutinya. Lebih baik dihadapi satu-satu daripada harus dikeroyok di ujung
jembatan kan?
Ketika soulmate menghentikan larinya dan
berbalik arah, sambil memasang kuda-kuda pertahanan, pemuda di belakangnya
sontak ikut berhenti.
“Kenapa lo ngikutin gue? Lo mo ngrampok
ya??!!!” teriak soulmate.
“Lho??!! Mas sendiri ngapain tiba-tiba
lari?” Tanya pemuda itu bengong.
“Ya, gue kira lo sengaja ngikutin gue
karena punya niat jahat,” soulmat masih dengan sikap kuda-kudanya.
“Alah Mas….saya lari, karena liat Mas
tiba-tiba lari. Saya pikir ada apa di belakang saya gitu!” jawab pemuda itu.
Dua orang yang saling salah kira itu
langsung tersenyum lebar. Oalah!
Singkat kata mereka berjabat tangan dan
saling kenalan, lalu jalan bareng menuruni jembatan. Aman. Dan ternyata, orang
yang dilihat soulmate sedang menunggu di ujung jembatan itulah yang beneran mau
ngrampok. Karena, begitu melihat soulmate akhirnya jalan berdua sama pemuda
itu, ia menjauh. Kalau mesti ngrampok dua orang pemuda sendirian, itu sama juga
bo’ong, begitu mungkin pikirnya? Sekarang, siapa yang apes ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar