Senin, 08 Oktober 2012

Hari Terakhir Dengan Cinta Ibu


Ga ada seorangpun di dunia ini yang tak punya ibu. Memangnya kita lahir dari batu ? Sebagai anak, kita seringkali ga sadar bahwa apa pun keadaannya, seorang ibu pasti adalah orang yang paling mencintai kita tanpa pamrih. Karena beliau adalah orang terdekat kita. Itu karena banyak sekali masalah yang terjadi seiring berjalannya kehidupan, yang membuat kita berselisih paham dengannya. Bahkan untuk sebuah masalah sepele sekalipun.

Kalo sudah begitu, kita bilang ‘Ibu ga sayang sama aku !’


Itu terjadi juga pada hubunganku dengan ibuku. Selama bertahun-tahun aku berpikir beliau selalu pilih kasih terhadapku. Beliau lebih sayang sama kakak-kakakku. Entah kenapa. Padahal aku anak bungsu di keluargaku. Tapi itulah yang terpahat di benakku selama ini.

Sampai suatu ketika, ibuku yang sedang sakit baru aja diperbolehkan pulang oleh dokter. Tiga minggu lamanya aku nungguin beliau di rumah sakit, non stop. Keadaannya sudah kelihatan membaik, meskipun wajahnya masih pucat dan tangannya masih gemetaran. Maklum usia beliau tahun ini 82 tahun. Jadi keadaan sakit berpengaruh banget sama kondisi fisiknya, meskipun notabene beliau udah gak banyak bergerak. Aku perhatikan pandangan matanya sering kosong, dan beliau sering melamun sambil memandangi langit-langit kamar.

Hari-hari setelah kepulangan beliau dari rumah sakit, aku banyak sekali curhat, numpahin segala isi hati yang selama ini berusaha aku simpen sendiri. Beliau sempat bilang, harusnya aku ga ambil jalan yang aku merasa ga mampu melaluinya.

Suatu siang, saat aku tidur di dekatnya, aku bisa merasakan tangan beliau mengusap anak rambut di keningku. Mengusap rambutku lembut, beberapa kali. Aku diam, mataku tetap terpejam. Ibu juga diam, karena mengira aku sedang tidur.

Ternyata, seminggu kemudian, tanpa diduga, ibuku berpulang kepada Sang Pemilik, yang ternyata lebih menyayangi beliau dibandingkan kami, anak-anaknya.

Kenangan terakhir yang aku rasakan siang itu, meluluhkan segala pahatan yang salah tentang pilih kasih ibuku padaku. Sekarang aku paham, beliau juga begitu mengasihi aku, meskipun tak pernah ada kata yang bisa mewakilinya lagi. Hanya sebuah usapan lembut di kepalaku. Aku begitu berarti untuknya.

Pergilah Ibu, aku akan selalu berdoa untuk ketenangan jiwamu. Semoga Sang Pemilik memberikan tempat terindah untukmu di sana.... Ah...ternyata...rasa kehilangan itu begitu menguasai jiwaku. Sekarang...aku ga punya lagi seorang ibu yang pada saat-saat terakhir hidupnya baru kusadari sayang sama aku. Meskipun tanpa kata, aku  paham bahwa almarhumah ingin aku mengerti bahwa beliau menyayangiku.

Sekarang semua tinggal cerita. Tapi..cinta dan kasih antara kami, akan jadi sebuah kenangan unik yang abadi mengukir dalam batinku.

Ini puisi yang aku buat (dengan air mata mengalir deras) sebagai kenangan 40 hari meninggalnya beliau:

Ibu terkasih,                                       
Kepergianmu yang tiba-tiba membuatku tersadar bahwa kita tak akan pernah bertemu lagi.
Kini perbedaan dimensi ruang dan waktu membentang memisahkan kita.
Rasa rindu dan kehilangan selalu memenuhi ruang batinku.
Tanganmu tak mungkin lagi mengusap anak rambut di keningku saat aku tidur,
ketika terakhir kali aku ada di dekatmu.
Lembut usap jemarimu jadi satu kenangan yang tak akan pernah terlupa olehku.

Baru kemarin rasanya kau peluk aku dalam dekapmu penuh kasih.
Meskipun aku selalu merepotkanmu dengan segala polah dan kenakalanku...
Kau tetap mengurusku dengan telaten dan penuh perhatian
Saat ku beranjak dewasa, kadang kita berselisih paham juga..
Tapi itu semua tak pernah menyurutkan besar dan dalamnya kasihmu padaku.

Ibu tersayang,
Kau adalah malaikat penjaga hidup kami, anak-anakmu
Aku tahu kau selalu berusaha berikan yang terbaik untuk kami
Aku tahu kau selalu berdoa untuk kami di setiap langkah dan nafasmu..
Kau....dengan segala kecantikan batinmu,
Adalah salah satu guru terbaik yang pernah aku miliki dalam hidupku..

Ibu tercinta,
Aku tahu kau masih ingin mendampingi kami, menyelesaikan semua tugas kehidupan..
Tapi aku juga tahu kau tentu lelah berjalan sepanjang waktu ini..
Betapapun kita saling mengasihi dan menyayangi,
Namun Alloh Sang Pemilik, lebih mengasihi dan menyayangimu..
Karenanya Ia memanggilmu kembali ke pangkuanNya dalam damai.

Beristirahatlah dengan tenang Ibuku tersayang..
Kami selalu berdoa agar arwahmu mendapat tempat terbaik di sisiNya.
Segala ingatan tentang kebersamaan kita,
Akan jadi kenangan abadi dalam hidupku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar