Selasa, 06 November 2012

Forgive Means Forget


Ga ada seorangpun di dunia ini yang mau ngerasain sakit hati ato kecewa. Pastinya... Begitu juga aku. Tapi tentu ga bisa bilang apa-apa juga kalo kenyataannya itu yang terjadi. Udah kadung...mo apa lagi..

Cerita ini adalah satu dari sekian banyak cerita dalam perjalanan hidupku yang berefek cukup traumatis, bahkan sampe saat tulisan ini di up load. Seperti sebuah gunung es yang tampak adem ayem karena yang keliatan cuma puncaknya doang. Padahal kalo dibelek....berdarah-darah bo... Mungkin butuh transfusi sampe 10 kantung darah. Hehehe....becanda duuuiiiingngng...

Jadi...emang manusia itu tempatnya salah, lupa dan dosa...wuihh...nista banget yah ???!!! Begitu juga denganku....dan soulmateku, ketika suatu saat dia memutuskan untuk melakukan kesalahan itu... Heheheee...kesalahan yang disengaja nih. Singkat kata, dosa yang manis itu terbaca olehku. Ujungnya soulmateku memang udah minta maaf dan berjanji untuk ga ngulangin lagi membuat kesalahan yang sama.

Aku memutuskan memaafkan kesalahannya. Memaafkan mungkin sesuatu yang mudah. Tapi aku ga pernah nyangka bahwa aku masih akan ngerasa terluka selama berbulan-bulan ke depan, setiap kali ada hal yang ngingetin aku tentang kesalahan itu. Buatku, apa yang diperbuatnya adalah kesalahan yang fatal.

Menurutku, sebagian wanita yang lain ga akan toleransi kesalahan kayak gini. Sedangkan aku, memutuskan untuk bertahan dan terus bersamanya. Karena apa ? Karena demikian aku sayang sama soulmateku itu. Dan karena rasa sayang itu, aku punya semacam kekuatan lebih untuk terus berada di sini, sampe sekarang. Butuh cinta yang lebih besar untuk bertahan setelah sebuah ketidakjujuran, apapun itu, apalagi seperti yang pernah aku rasain. Di saat aku percaya sepenuhnya dan nitipin hati n hidupku sama soulmate aku.

Banyak waktu yang kulewatkan dalam diam dan merenungi apa yang sempat terjadi. Dan jujur aja, sampe hari ini aku ngga pernah ngerti  kenapa dia tega nglakuin semua itu ke aku.

Beberapa kali kami mesti beradu argumen setiap kali aku angot ketika ada kejadian yang nyentil batinku. Aku juga manusia biasa yang kadang ga bisa nahan rasa gusar. Dan menurutku, kesalahan itu terlalu mudah dilakukannya. Ada semacam rasa yang bilang dalam batinku, bahwa soulmateku ga cukup menghormati eksistensiku dalam hidupnya. Yah...ngerasa diremehkan lah ?

Seiring berjalannya waktu, meskipun menurutku…itu termasuk lama…aku belajar untuk mengikhlaskan semua yang sudah terjadi. Aku berpikir bahwa itu sebagian dari proses pendewasaan diriku ngadepin hidup ini. Harus kuakui…hidup ini keras banget, dan tanpa ampun. Butuh tekad baja dan kemauan yang keras untuk bisa melewatinya.

Dan merasa bahagia…ternyata itu adalah sebuah pilihan yang tetap bisa diambil di antara semua rasa tidak menyenangkan yang pernah kita alami. Tinggal gimana kita memilih untuk bersikap.

Ada beberapa baris kalimat bagus sarat makna yang aku kutip dari buku “Memoars of Geisha”:
Tak seorang pun dari kita  menemukan kebaikan di dunia ini sebanyak yang seharusnya. Kurasa tak seorang pun dari kita sanggup bicara jujur tentang rasa sakit sebelum kita tak lagi menderitanya, Dunia kita sama tidak permanennya dengan ombak di lautan. Apapun perjuangan dan kemenangan kita, betapapun kita menderita karenanya, segera saja semuany akan merembes menyatu, seperti tinta yang tumpah ke kertas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar