Ga ada seorangpun
di dunia ini yang mau ngerasain sakit hati ato kecewa. Pastinya... Begitu juga
aku. Tapi tentu ga bisa bilang apa-apa juga kalo kenyataannya itu yang terjadi.
Udah kadung...mo apa lagi..
Cerita ini
adalah satu dari sekian banyak cerita dalam perjalanan hidupku yang berefek
cukup traumatis, bahkan sampe saat tulisan ini di up load. Seperti sebuah
gunung es yang tampak adem ayem karena yang keliatan cuma puncaknya doang.
Padahal kalo dibelek....berdarah-darah bo... Mungkin butuh transfusi sampe 10
kantung darah. Hehehe....becanda duuuiiiingngng...
Jadi...emang
manusia itu tempatnya salah, lupa dan dosa...wuihh...nista banget yah ???!!!
Begitu juga denganku....dan soulmateku, ketika suatu saat dia memutuskan untuk melakukan
kesalahan itu... Heheheee...kesalahan yang disengaja nih. Singkat kata, dosa
yang manis itu terbaca olehku.
Ujungnya soulmateku memang udah minta maaf dan berjanji untuk ga ngulangin lagi
membuat kesalahan yang sama.
Aku
memutuskan memaafkan kesalahannya. Memaafkan
mungkin sesuatu yang mudah. Tapi aku ga pernah nyangka bahwa aku masih akan ngerasa
terluka selama berbulan-bulan ke depan, setiap
kali ada hal yang ngingetin aku tentang kesalahan itu. Buatku, apa yang
diperbuatnya adalah kesalahan yang fatal.
Menurutku,
sebagian wanita yang lain ga akan toleransi kesalahan kayak gini. Sedangkan
aku, memutuskan untuk bertahan dan terus bersamanya. Karena apa ? Karena
demikian aku sayang sama soulmateku itu. Dan karena rasa sayang itu, aku punya
semacam kekuatan lebih untuk terus berada di sini, sampe sekarang. Butuh cinta yang lebih besar untuk bertahan setelah sebuah ketidakjujuran, apapun itu, apalagi seperti yang pernah aku rasain. Di saat aku percaya sepenuhnya dan nitipin hati n hidupku sama soulmate aku.
Banyak waktu yang kulewatkan dalam diam dan merenungi apa yang sempat terjadi. Dan jujur aja, sampe hari ini aku ngga pernah ngerti kenapa dia tega nglakuin semua itu ke aku.
Beberapa
kali kami mesti beradu argumen setiap kali aku angot ketika ada kejadian yang
nyentil batinku. Aku juga manusia biasa yang kadang ga bisa nahan rasa gusar. Dan menurutku,
kesalahan itu terlalu mudah dilakukannya. Ada semacam rasa yang bilang dalam
batinku, bahwa soulmateku ga cukup menghormati eksistensiku dalam hidupnya.
Yah...ngerasa diremehkan lah ?
Seiring berjalannya waktu, meskipun
menurutku…itu termasuk lama…aku belajar untuk mengikhlaskan semua yang sudah
terjadi. Aku berpikir bahwa itu sebagian dari proses pendewasaan diriku
ngadepin hidup ini. Harus kuakui…hidup ini keras banget, dan tanpa ampun. Butuh
tekad baja dan kemauan yang keras untuk bisa melewatinya.
Dan merasa bahagia…ternyata itu adalah
sebuah pilihan yang tetap bisa diambil di antara semua rasa tidak menyenangkan
yang pernah kita alami. Tinggal gimana kita memilih untuk bersikap.
Ada beberapa baris kalimat bagus sarat
makna yang aku kutip dari buku “Memoars of Geisha”:
Tak seorang pun dari kita menemukan kebaikan di dunia ini sebanyak yang
seharusnya. Kurasa tak seorang pun dari kita sanggup bicara jujur tentang rasa
sakit sebelum kita tak lagi menderitanya, Dunia kita sama tidak permanennya
dengan ombak di lautan. Apapun perjuangan dan kemenangan kita, betapapun kita
menderita karenanya, segera saja semuany akan merembes menyatu, seperti tinta
yang tumpah ke kertas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar